Mereka berkata tatkala air mengalir tak hanya menuju hilir
Hujan tatkala turun bumilah tujuan akhirnya
Meski pada akhirnya pernah menghilir di tempat yang sama
Dimana tanah memberhentikannya
Waktu enggan bergerak ke kiri
Misteri kehidupan mengungkap kesadaran alunan melodi
Adanya ikhtiar dan do’a menjadi sebuah pilihan menuju surga dan bumi
Kata mereka jadilah manusia yang tak sadar harus melakukan apa dalam berdakwah
Dalam relung berhati mulia, dalam jiwa berhati gembira
Konon katanya, tatkala api berkabung melaut Jahannam
Mata hati mati hanya meninggalkan kelam yang membekam
Ingat kata ingat cerita
Kekuatan dakwah menjadi alunan pada kehidupan nyata
Wajah muram akan menjadi bahagia, yang bahagia akan menjadi tak tersisa
Jalan mana yang kau pilih, memangkas ranting yang tumbuh atau mengguncang pohon yang lemah
Berhenti pada ikatan yang mencekam atau yang membebaskan
Mengakar untuk berpikir atau menyolok untuk melihat
Kata mereka hidupmu masih telanjang untuk aku pelajari
Fajar datang hingga senja tiba tak diketahui oleh tuan dan puan
Sudahi saja hidupmu jika tak ada makna
Tanah lapang masih luas untuk kau tinggali jika penyerahan dan kelelahan yang kau alami
Konon bahagia untuk orang yang tersakiti, tapi tidak denganmu
Akar jiwamu tak lebih besar dari akar pepohonan yang rindang meski harus berjuang sendirian