TULUNGAGUNG – Setelah berhasil mengadakan Gerakan Pelajar Shubuh Berjamaah (GPSB) di Kalimantan Selatan, kini GPSB terus memperluas arah geraknya. Alhasil tepat dimomen tahun baru masehi kemarin (1/1/2018), gerakan yang mengajak dan mendobrak pelajar untuk sholat shubuh ini diadakan di Kabupaten Tulungagung. Untuk pertama kalinya, acara ini ditangani oleh Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) Pulosari 03.
Masjid Al-Burhan menjadi saksi pertama GPSB di kota marmer tersebut. Menggandeng pelajar seluruh desa pulosari, hingga akhirnya dari satu shaf jamaah asli menjadi 3 shaf lebih yang dipenuhi oleh para pelajar dan jamaah setempat. Sebelumnya acara ini dimulai dengan sesi malam evaluai diri yang diisi oleh Sulistiani. Beliau menyampaikan dimomen pergantian tahun ini haruslah menjadi pelajar hebat. “Pelajar hebat adalah pelajar yang sadar atas kesalahannya lalu memperbaiki dan tidak akan mengulangi lagi” tutur Sulistiani selaku pembina PR IPM Pulosari 03.
Yup, GPSB yang diresmikan oleh kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya pada pertengahan Maret 2017 lalu dan telah menggaet banyak pelajar kini dibuktikan dengan diadakan GPSB di Tulungagung. Hal itu senada yang disampaikan oleh Azmi Izuddin selaku founder GPSB. Azmi bercerita ketika sholat shubuh menyapa. “Saya heran, sebagian besar disaat waktu shubuh kebanyakan yang datang di masjid itu kakek-nenek yang tua renta sementara para pelajar malah nggak ada, masih tidur atau dimana ya” ujar Azmi di sela sambutannya.
Padahal udara waktu itu, lanjut Azmi, mengandung unsur O3 atau ozon yang melimpah ruah dan semakin menghilang ketika matahari terbit. “Udara itu dapat melancarkan peredaran darah kita dan dapat membugarkan badan kita, seperti ada sentuhan secara alami gitu” Kata lelaki berdarah asli Tulungagung itu.
Azmi berharap GPSB ini terus melejit dan meluas ke pelajar Indonesia.”Penuh berharap GPSB dapat berkembang cepat, karena saya yakin semua elemen baik walimurid maupun takmir masjid mendukung aksi ini sehingga budaya bangun pagi disertai sholat berjamaah di masjid dapat menular ke seluruh pelajar” Tutup pria yang saat ini kelas XII di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya.