IPMJATIM.OR.ID – Seni merupakan aktivitas manusia yang menghasilkan sesuatu yang estetik. Lalu apakah seni berhenti dititik estetikanya saja?, apa seni itu harus mempunyai nilai?, dan perlu diketahui bahwa kehidupan itu tidak lepas dari aktivitas seni lho.
Definisi seni sangat beragam, disini saya mengambil pendapat yang dikemukakan oleh Leo Tolstoi (seorang sastrawan dari Rusia) yang berpandangan bahwa seni tidak sebatas menghasilkan sesuatu yang indah, tetapi seni merupakan aktivitas yang membangkitkan perasaan yang dialami oleh dirinya sendiri dengan menggunakan berbagai bahasa komunikasi (seperti gerakan, suara, warna ataupun dalam bentuk kata-kata). Sedangkan dalam padangan Susanne K. Langer (Filsuf seni Amerika) seni merupakan bentuk ekspresi manusia yang diperoleh dari panca indera dan pencitraan yang menyertakan perasaan manusia dalam pembuatannya. Pengertian perasaan disini dalam lingkup yang luas yaitu sesuatu yang dapat dirasakan, penderitaan, kegembiraan, gairah, ketenangan, tekanan pikiran, emosi yang kompleks yang berkaitan dengan hidup manusia. Dari kedua pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa mencipta karya seni selalu melibatkan perasaan dan rasa emosional manusia (seniman), sehingga dapat membuat ruang komunikasi (secara batin) dengan manusia yang lain, dan menjadikan karya seni yang dihasilkan tersebut tidak bisa disamakan. Hasil karya yang estetik atau tidaknya, mengandung fungsional atau tidaknya tergantung oleh seniman sebagai pembuat karya.
Seni memiliki ruang lingkup yang luas, mulai dari definisi, sifat, aliran, sampai macam-macamnya. Seni akan terus mengalami perkembangan karena seni tidak terikat oleh pakem-pakem tradisi dan budaya, seni selalu hidup dari masa ke masa, seni bernafas dalam diri manusia, mengalami eksperimental, pembaharuan, mengusung nilai baru, dan orisinal. Perkembangan seni sangat signifikan, oleh karenanya aktivitas seni sering kita jumpai bahkan kita melakukannya dalam kehidupan sehari-hari, contoh kecil saja ketika kita memakai pakaian, tentu saja kita akan memilih model baju, model celana, rok, jilbab, serta mencocokkannya dengan warna yang sesuai (ketika di mix bisa kelihatan bagus), Pasti kita pernah melakukan hal tersebut kan?… maka kita itu sudah melakukan aktivitas seni. eits…tidak berhenti disitu,, menurut kita bagus belum tentu menurut orang lain bagus. Dikutib dari Jakob Sumardjo:2000,45 : “Apa yang disebut indah, baik, adil, sederhana dan bahagia itu adalah nilai. Apa yang oleh seseorang disebut indah, dapat tidak indah bagi orang lain”. Jika ada orang yang berkomentar akan penampilan kita, maka orang tersebut sedang memberikan nilai dari aktivitas seni yang kita lakukan (tentu orang yang memberikan nilai akan sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan masing-masing). Oleh karena itu, seni bisa saja bersifat subjektif pada individu yang menilainya.
Kehidupan itu perlu seni…
Setiap manusia telah Allah SWT ciptakan dengan bentuk sebaik-baiknya, jiwa dan raga, akal dan hati. Sebagai rasa syukur kita kepada Allah SWT, hendaknya dapat memanfaatkan apa yang telah dianugerahkan kepada kita dengan sebaik-baiknya. Dan Allah SWT telah menciptakan langit dan bumi beserta isinnya (bermacam-macam jenis flora dan fauna), sehingga kita bisa menikmati keindahan alam semesta. Keindahan tersebut telah menunjukkan kebesaran Allah yang perlu kita renungkan dan menjadi sebuah iktibar bahwasannya keindahan tersebut harus kita rawat dan dijaga dengan baik yang itu merupakan salah satu tugas kita sebagai khalifah di muka bumi ini.
Seperti halnya alam yang beraneka ragam, manusia juga bisa menciptakan kehidupan yang berwarna baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Untuk itu manusia harus dapat berkreasi dan berinovasi. Jika manusia dapat mengoptimalkan daya kreatifitasnya, maka akan tercipta banyak karya dengan berbagai macam bentuk. Keindahan itu akan tampak didalam maupun diluar individu tersebut. Tidak bisa ditampil bahwasannya dalam keseharian manusia akan melakukan aktivitas seni mulai dari bangun tidur sampai dia tidur lagi. Hal ini telah dibuktikan pada zaman Rasulullah SAW, ketika beliau mendakwahkan Islam. Dengan keindahan akhlaknya terhadap keluarga, sahabat, ummat bahkan kepada musuhnya sekalipun, kelemah lebutannya sampai pada strategi perang yang banyak mengandung nilai-nilai seni didalamnya. Kemudian masih ingatkah kita bagaimana cara wali songo dalam menyebarkan Islam?, selain melalui jalur perdagangan dan perkawinan, wali songo juga menggunakan kesenian, seperti wayang, tembang jawa, dan kesenian lainnya, sehingga ajaran Islam dapat diterima dalam semua kalangan diberbagai penjuru Nusantara. Ibarat memukul batu dengan benda keras akan terpental atau pecah, berbeda jika sebuah batu diukir secara perlahan akan menghasilkan sesuatu yang indah dan bernilai.
Dalam suatu hadits dijelaskan bahwa: “Sesungguhnya Allah adalah zat yang Maha indah dan mencintai keindahan”. (HR. Thabrani dan Al-Hakim). Dari hadits tersebut dapat jabarkan bahwa Allah Maha Indah (memiliki sifat yang sempurna), dan mencintai keindahan (insan yang melakukan kebaikan, berbuat baik dan memperbaiki) dan sebagai hambanya tentu kita memiliki rasa keindahan tersebut yang merupakan fitrah dari-Nya.
Dalam firman-Nya dijelaskan bahwa: “Sesungguhya Allah SWT tidak merubah suatu kaum hingga mereka (kaum itu) mengubah diri mereka sendiri”. (QS. Ar-Rad:11). Dari firman tersebut, Allah SWT telah memberikan perintah kepada hamba-Nya untuk mempergunakan anugerah yang telah dia berikan kepada manusia dalam kebaikan. Perintah ini termasuk dalam hal meningkatkan daya kreatifitas manusia untuk menghasilkan karya/sesuatu yang membawa kebermanfaatan bagi manusia yang lain. Akan tetapi jangan terlena dalam keserakahan dunawi, yang akan mengakibatkan kurasakan alam semesta. Hadits dan Firman-Nya diatas cukup menjadi dasar bahwa sesungguhnya kehidupan manusia itu perlu seni.
Lalu bisakah kita membayangkan bagaimana jadinya jika kehidupan ini jika tidak ada seni?…
Mari kita renungkan bersama, berkarya dan berinovasi untuk diri sendiri sudah biasa, langkah hebat jika kita berkarya dan berinovasi untuk kepentingan ummat, dan pergi meninggalkan jejak-jejak kebaikan. Hanya sejumput yang bisa saya jelaskan mengenai seni dan tentu banyak dimensi penelitian yang beragam yang perlu lagi untuk dikaji supaya dekat dengan kebenaran yang memadai.
Oleh :
Putri Rahmawati
Bidang Asbo PW IPM Jawa Timur periode 2018-2020