IPMJATIM.OR.ID – Menyikapi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) mengadakan kegiatan Kopi Darat Nasional (KOPDARNAS) Media 2022. Mengangkat tema “Digital Era Way Out of Student Digital Movement”. Acara itu bertempat di Sengkaling Convention Hall Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Sabtu-Ahad (24-25/06/2022).
Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur Emil Elistianto Dardak secara virtual, Staff Khusus Menteri BUMN Republik Indonesia Arya Sinulingga, Wakil Rektor 3 Universitas Muhammadiyah Malang Nur Subeki, Ketua Pimpinan Pusat IPM Nashir Efendi, Ketua Pimpinan Wilayah IPM Jawa Timur Nafis Zamani Alfiansyah serta anggota lembaga media IPM se-Indonesia.
Kegiatan ini memberikan berbagai bekal materi untuk mengenali perkembangan media. Selain itu sebagai strategi dalam melakukan dakwah digital. Skill up, regenerasi dan silaturahmi antar kader juga menjadi tujuan diadakannya Kopdarnas. Acara tersebut diawali dengan sambutan Ketua PP IPM, Nashir Efendi yang menyebut bahwa Muhammadiyah kurang arogan.
“Beberapa sekolah Muhammadiyah yang memiliki akun media sosial, sering menampilkan atas keberhasilan siswa-siswi Muhammadiyah diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) jalur SBMPTN,” tuturnya. Ia menegaskan bahwa ketika siswa-siswi diterima di kampus Muhammadiyah terutama UMM juga harus diberikan apresiasi sebagai bukti kepemilikan terhadap persyarikatan.
Nashir juga sempat menginformasikan bahwa UMM memberikan potongan 50%. Potongan itu ditujukan kepada alumni sekolah Muhammadiyah, mulai dari SMA/SMK (sederajat) yang ingin melanjutkan studinya. “UMM sebagai kampus yang memiliki keberpihakan kepada kader-kader IPM itu membuka beasiswa sebesar potongan 50% kepada siswa-siswi alumni Muhammadiyah,” ucapnya.
Dalam perjuangan media dakwah digital, IPM memiliki semangat yang tinggi sehingga mampu menghasilkan buzzer dan influencer. Kini, ketika Muhammadiyah membutuhkan pasukan influencer & buzzer yang positif, mereka dapat berkoordinasi dengan IPM. Kader IPM dari berbagai wilayah memiliki potensi dan hak untuk berkoordinasi dalam rangka berjuang dan mengembangkan dunia digital.
Majunya perkembangan teknologi ini tentunya dapat dikontrol dengan memperbanyak diskusi antar kader IPM untuk mewujudkan dakwah digital. Banjirnya informasi dari berbagai sumber menyebabkan para kader IPM memiliki potensi yaitu mempunyai tampungan yang kaya informasi dan bekal pengetahuan.
Menanggapi hal itu, Nafis mengajak para kader IPM untuk berkonsolidasi sebagai media penggerak untuk pelajar. “Saya mengajak kepada semua untuk mengonsolidasikan media di IPM ini sebagai media penggerak arus utama”, tutur nya. (David)