Oleh: Faiq Hamka Pramana*
Teknologi berkembang pesat dan memberikan banyak kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk proses belajar siswa. Di satu sisi, teknologi memudahkan akses informasi dan efisiensi pembelajaran. Namun, di sisi lain, muncul tantangan baru yang mempengaruhi nilai-nilai etika dan moral pelajar.
Penggunaan teknologi dalam belajar memberikan banyak manfaat. Pelajar dapat mengakses segala informasi secara instan, menggunakan aplikasi pendidikan untuk memperdalam pengetahuan. Teknologi juga memungkinkan siswa untuk belajar mandiri dan lebih fleksibel. Namun, dengan segala kemudahannya, teknologi juga membawa tantangan.
Banyak siswa yang sulit mengatur waktu karena godaan akan waktu di media sosial atau bermain game. Hal ini membuat mereka kehilangan fokus dan menjadi kurang produktif. Selain itu, kurangnya filter terhadap konten digital dapat membuat siswa terpapar hal-hal negatif, seperti informasi palsu dan cyberbullying.
Selain pengaruh pada proses belajar, teknologi juga memengaruhi hubungan sosial siswa. Sebagian besar dari mereka lebih sering berinteraksi melalui layar dibandingkan berbicara langsung. Akibatnya, kemampuan bersosialisasi dan memahami nilai-nilai etika seperti sopan santun dan empati menjadi berkurang.
Oleh karenanya, pendidikan karakter perlu diperkuat, baik di rumah maupun di sekolah. Pelajar perlu diajarkan untuk menggunakan teknologi secara bijak sebagai alat pendukung belajar, bukan hanya hiburan. Pendampingan dari keluarga dan guru sangat penting agar siswa memahami batasan-batasan dalam menggunakan teknologi.
Teknologi adalah alat yang sangat membantu dalam belajar, tetapi penggunaannya perlu diimbangi dengan pendidikan moral dan etika yang kuat. Dengan dukungan dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, siswa dapat memanfaatkan teknologi untuk berkembang secara akademis tanpa melupakan pentingnya nilai-nilai moral. Harapannya, generasi pelajar masa kini tidak hanya cerdas dalam pengetahuan, tetapi juga berkarakter baik.
(*)PD IPM Tuban
