Skip to main content

IPMJATIM.OR.ID, SAMPANG – Musyawarah Daerah (MUSYDA) Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sampang resmi digelar dengan suasana haru dan penuh harapan. Bertempat di Pendopo Wakil Bupati Kabupaten Sampang, setelah sekian purnama menunggu momen regenerasi, IPM Sampang kembali menyalakan bara perjuangan kaderisasi di tengah tantangan yang tak mudah.


Musyda kali ini dihadiri langsung oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sampang, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Sampang, serta Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang. Kehadiran para tokoh ini menandakan bahwa gerakan pelajar muhammadiyah di Sampang mendapat dukungan moral dan strategis dari berbagai unsur pemerintahan. Kehadiran Ketua Umum Pimpinan Wilayah IPM Jawa Timur juga menjadi pemantik semangat seluruh peserta IPM se-Kabupaten Sampang.


Dalam sambutannya, Ketua Umum PW IPM Jawa Timur menyampaikan pesan yang
meneduhkan sekaligus membakar semangat peserta Musyawarah Daerah, Ia menekankan pentingnya memahami semangat Teologi Al-Insyirah sebagai fondasi perjuangan kader IPM di manapun, termasuk di daerah yang penuh tantangan seperti Sampang. Senin (09/06/2025)


“Fa inna ma’al ‘usri yusra, inna ma’al ‘usri yusra, disini diulang dua kali bahwa Kita harus
yakin bahwa setiap kesulitan menyimpan celah kemudahan. Bahwa gerakan bisa dimulai dari ruang yang sunyi, asal ia dilandasi niat yang tulus dan langkah yang teguh,” ungkapnya dengan nada tenang namun tegas.


Teologi Al-Insyirah, menurutnya, bukan sekadar ayat penenang saja, melainkan memiliki
prinsip mendalam soal perjuangan yang mendorong kader IPM untuk tetap berjalan meski dunia tak selalu mendukung. Di tengah kondisi geografis, kultural, dan sosial yang menantang, semangat fa inna ma’al ‘usri yusra menjadikan PD IPM Kabupaten Sampang
sebagai ruang aktualisask teologi al insyirah


Musyda IPM Sampang 2025 ini menjadi simbol kembalinya denyut kaderisasi pelajar
Muhammadiyah di Bumi Bahari. Dengan semangat baru, forum ini menjadi ajang konsolidasi arah, penguatan nilai, dan awal regenerasi kader pelajar yang tidak hanya hadir dalam struktur, tetapi juga dalam aksi dan dampak nyata.


Ketua Umum juga mengajak seluruh kader untuk memperkuat rasa percaya diri dan
optimisme dalam gerakan, bukan dengan cara membandingkan daerah satu dengan
lainnya, tetapi dengan menyadari bahwa setiap tempat punya panggung perjuangannya
sendiri.


“Jangan menunggu sempurna untuk bergerak. Justru gerakan IPM menjadi berarti karena ia hadir di tempat yang belum tersentuh, menyapa pelajar yang belum terayomi, dan memberi makna di ruang-ruang yang sebelumnya sunyi,” pesannya menutup sambutan.


Sebuah awal baru yang menandai bahwa dari tanah bahari ini, IPM kembali bersinar—dengan semangat, ketulusan, dan harapan yang berseri.

Writer: Yudhistira Ananta

Leave a Reply