Oleh : Imanina Mufidah
“Hanya anak bangsa sendirilah yang dapat diandalkan untuk membangun Indonesia, tidak mungkin kita mengharapkan dari bangsa lain.” –BJ Habibie
Di tahun 2025 Hijriah 1447 Masehi, kita akan semakin dihadapkan oleh bermacam-macam kemajuan teknologi. Dalam dunia pendidikan pun teknologi juga tidak luput ikut andil mengambil peran, pendidik dan peserta didik diminta untuk lebih melek dalam berintelektual dalam teknologi yang ada saat ini. Salah satunya di negara Indonesia. Sebagai negara berkembang, Indonesia juga tidak mau kalah mengambil perannya dalam mensejahterakan pendidikannya melalui teknologi berkemajuaan. Namun faktanya, system pendidikan di Indonesia belum bisa mengikuti arus perkembangan yang ada.
Saya, Imanina Mufidah peserta Madarasah Madani, dari Kelas Sekolah Aktivis bersama teman-teman dari Kelas Sekolah Adil Gender dan Kelas Health Student Training, akan memberikan opini dari sudut pandang kami selaku pelajar di Era Teknologi Digital. Sebagai pelajar pastinya kami tidak akan asing lagi dengan Ai (Artificial Intelligence), Ai adalah kecerdasan buatan yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia.
Ai dalam dunia pendidikan juga mengambil peran penting dalam membantu peserta didik. Ai bertujuan untuk memungkinkan mesin melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia, seperti pengenalan suara dan wajah, pemrosesan bahasa alami, pengambilan keputusan, dan penyelesaian masalah. Dalam pengembangannya, Ai menggabungkan teknik-teknik seperti machine learning, deep learning, neural network, dan natural language processing. Ai sendiri juga memiliki banyak aplikasi untuk membantu manusia dengan fungsi yang berbeda seperti C.Ai, Gemini, Perflexy, Chat GPT dan masih banyak lagi. Dengan Ai tentunya peserta didik akan mudah dan lebih efisien untuk mencari materi yang dibutuhkan dengan ringkas.
Namun tentunya ini akan menjadi beban pendidikan di Indonesia. Ai yang harusnya difungsikan sebagai sarana dan prasana seringkali disalah gunakan. Peserta didik yang mulai kecanduan dengan Ai akan lebih senang dengan hasil akhir yang diberikan Ai tanpa memproses data terlebih dahulu. Ini yang harusnya lebih diperhatikan lagi oleh pendidikan di Indonesia. Tentunya ini dapat menjadi awal dari bobroknya sistem pendidikan di Generasi Emas ini, kemajuan teknologi yang harusnya dapat dimanfaatkan dengan baik malah menjadi celah untuk merusak moralitas peserta didik.
Meskipun Ai telah mencapai kemajuan yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, potensinya masih jauh dari sempurna.
Di masa depan, kita dapat mengharapkan Ai yang lebih canggih dan adaptif, dengan kemampuan untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungan yang semakin kompleks. Dengan kemampuan yang luar biasa yang dapat dilakukan oleh Ai ini, pengembangannya akan terus dilakukan sehingga ini menjadi kesempatan juga bagi kalian yang tertarik untuk mendalami pengembangan teknologi ini. Melihat masa depan Ai yang menjanjikan, inilah saatnya kita untuk mulai tidak hanya menggunakannya saja namun juga mengembangkannya. Jadilah generasi dan pelajar yang bijak dalam memanfaatkan teknologi, jangan sampai kita yang dimanfaatkan oleh perkembangan jaman.
(*) PD IPM KAB TRENGGALEK